Copy of foto danau batur

Followers

Advertisement (468 x 60px )

Latest News

Selasa, 13 Desember 2011

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ASPEK HIGIENE DAN SANITASI (Bagian I. STOP BABS)

Ahmad Kholid



APAKAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ?

Perilaku  hidup  bersih  dan  sehat  (PHBS)  adalah  semua  perilaku  kesehatan  yang dilakukan  atas  kesadaran  semua  anggota  keluarga  dan  masyarakat,  sehingga keluarga  dan  masyarakat  itu  dapat  menolong  dirinya  sendiri  dan  berperan  aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat

Kondisi  sehat  dapat  dicapai  dengan  mengubah  perilaku  dari  yang  tidak  sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah   tangga  serta   diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas).

Dalam lingkup rumah tangga, untuk ber-PHBS kegiatanya cukup banyak seprti tidak merokok dalam rumah, memberi ASI, menimbang balita secara rutin, memberantas jentik  nyamuk,  dll.  Khusus  dalam  program  PAMSIMAS,  sebagaimana  tercakup dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 4 pilar ver-PHBS, yaitu:
·   Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),
·   Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
·   Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
·   Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
·   Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga



APAKAH MANFAAT BER-PHBS ?

Manfaat   rumah tangga dan masyarakat ber-PBHS antara lain:
·     Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
·     Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
·     Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
·     Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan
·     Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain



STOP BABS

(STOP Buang Air Besar Sembarangan)



Latar belakang

Sampai saat ini, diperkirakan sekitar   47% masyarakat Indonesia masih buang air besar  sembarangan,  ada  yang  berperilaku  buang  air  besar  ke  sungai,  kebon, sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya.                                       Perilaku seperti tersebut jelas sangat  merugikan  kondisi  kesehatan  masyarakat,  karena  tinja  dikenal  sebagai media   tempat   hidupnya   bakteri   coli   yang   berpotensi   menyebabkan   terjadinya penyakit diare. Tahun 2006 sebesar 423 per 1000 penduduk terserang diare dengan angka kematian sebesar 2,52 %.

Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan, antara  lain  anggapan  bahwa  membangun  jamban  itu  mahal,  lebih  enak  BAB  di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan  karena  kebiasaan  sejak  dulu,  sejak  anak-anak,                                                                        sejak  nenek  moyang,  dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.

Alasan   dan   kebiasaan   tersebut   harus   diluruskan   dan   dirubah   karena   akibat kebiasaan  yang  tidak  mendukung  pola  hidup  bersih  dan  sehat  jelas-jelas  akan memperbesar  masalah  kesehatan.  Dipihak  lain  bilamana  masyarakat  berperilaku higienis,  dengan  membuang  air  besar  pada  temapt  yang  benar,  sesuai  dengan kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit  menular.  Dalam  kejadian  diare  misalnya,  dengan  meningkatkan  akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga, akan dapat menurunkan kejadian diare sebesar 32%.



Mengapa harus STOP BABS

Tinja  atau  kotoran  manusia  merupakan  media  sebagai  tempat  berkembang  dan berinduknya bibit penyakit menular (missal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, missal kebon, kolam, sungai, dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam  tubuh  manusia,  dan  berisiko  menimbulakan  penyakit  pada  seseorang  dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.

Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai berikut:
a.  Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau
b.  Tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
c.   Tidak  mengundang  serangga  dan  binatang  yang  dapat  menyebarluaskan bibit penyakit, sehingga dapat emncegah penyakit  menular


Kemana tinja harus dibuang

Mengingat    tinja    merupakan   bentuk    kotoran    yang    sangat    merugikan   dan membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang  dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu “wadah” atau sebut saja JAMBAN KELUARGA.

Jamban   yang   digunakan   masyarakat   bisa   dalam   bentuk   jamban   yang   paling sederhana, dan murah,   misal   jamban CEMPLUNG, atau jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa dari bahan keramik.

Prinsip  utama  tempat  pembuangan  tinja  adalah  suatu  wadah  atau  tempat  yang mampu menjaga atau mencegah tinja tersebut TIDAK MENCEMARI AIR terutama
air untuk sumber air minum DAN TIDAK MENCEMARI TANAH.



Siapa yang harus menggunakan jamban

Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak (termasuk bayi dan  anak balita) dan lebih-lebih orang dewasa.

Dengan  pemikiran  tertentu,  oleh  orang  tua  seringkali  tinja  bayi  dan  anak-anak dibuang sembarangan oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal
ini perlu diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban, karena  tinja  bayi  dan  anak-anak  tersebut  sama  bahayanya  dengan  tinja  orang dewasa.



Apa peran kader masyarakat.

Kader   kesehatan,   atau   kelompok   masyarakat   desa   yang   berkesadaran   dan berkepentingan untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran   yang     sangat             penting              dalam     promosi                  perilaku   stop    buang   air   besar sembarangan, yaitu anttara lain:
a.  memanfaatkan   setiap    kesempatan   di    dusun/desa   untuk    memberikan penyuluhan  tentang  pentingnya  perilaku  buang  air  besar  yang  benar  dan sehat
b.  melakukan pendataan rumah tangga yang anggota keluarganya masih BAB Sembarangan,                              mendata   rumah   tangga   yang   sudah   memiliki   jamban “sederhana” dan mendata keluarga yang sudah memiliki jamban yang sudah lebih sehat (leher angsa)
c.   mengadakan kegiatan yang sifatnya  memicu, mendampingi, dan memonitor perilaku                 masyarakat    dalam   menghentikan  kebiasaan   buang   air   besar


sembarangan,   sehingga    dalam   tatanan    dusun/desa   terwujud   kondisi
TERBEBAS DARI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
d.  menggalang  daya  (bisa  tenaga  ataupun  dana)   antar  sesama  warga  untuk memberi bantuan dalam pembangunan jamban bagi warga yang lain
e.  menjadi  resource-lingker  (penghubung)  antar  warga  masyarakat  dengan berbagai pihak terkait yang  berkepentingan dalam mewujudkan jamban yang sehat (improved jamban).



CATATAN PENTING

Disamping  hal-hal  tersebut  diatas,  Kader  kesehatan  juga   harus  mengetahui  ciri utama  dari  pendekatan  yang  dianut  dalam  Program  Pamsimas,  yang  disebut CLTS/STBM.   Pendekatan   ini   adalah   digalakany PEMICUAN   untuk   merubah perilaku masyarakat dalam menuju buangan air besar yang benar dan sehat secara totalitas  dan  keseluruhan  dalam  desa/dusun  tersebut.  Adapun  prinsip  dan  ciri penting CLTS/STBM adalah sebagai berikut:

Prinsip prinsip CLTS/STBM, adalah :
1.  Tanpa subsidi kepada masyarakat
2.  Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban
3.  Masyarakat sebagai pemimpin
4.  Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan
- perencanaan – pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan

Ciri-ciri penting dalam CLTS/STBM adalah :
1.  Inisiatif masyarakat
2.  Total  atau  keseluruhan,  keputusan  masyarakat  dan  pelaksanaan  secara kolektif adalah kunci utama.
3.  Solidaritas masyarakat, laki dan perempuan, kaya dan miskin,   semua akan sangat terlibat dalam pendekatan ini.

Sumber : Pamsimas

Tidak ada komentar:

Anda Pengunjung Ke :