Copy of foto danau batur

Followers

Advertisement (468 x 60px )

Latest News

Minggu, 29 Agustus 2010

TIPS MUDIK SEHAT....

Background

Tips Mudik Sehat

By: Ahmad Kholid


Mudik atau pulang kampung bukan suatu beban berat bagi yang kebetulan kampung halamannya bisa ditempuh dalam hitungan jam, namun bagi yang harus menempuh perjalanan seharian atau bahkan berhari-hari apalagi dengan membawa kendaraan pribadi, acara mudik harus dipersiapkan benar-benar, terutama kondisi fisik. Hal ini untuk menciptakan rasa aman dan nyaman selama perjalanan.

Berikut ini beberapa Tips melakukan perjalanan sehat saat mudik:

A. PERSIAPAN

  • Usahakan tidur nyenyak minimal 6 jam sebelum berangkat.

  • Jangan melakukan perjalanan dalam keadaan lapar, sebisa mungkin makan dulu sebelum berangkat.

  • Jangan memakai baju yang ketat, pakailah baju yang agak longgar.

  • Sehari sebelum mudik, usahakan mengkonsumsi makanan bergizi, perbanyak unsur Karbohidrat dan Protein yang merupakan sumber tenaga.

  • Siapkan bekal makanan yang tahan lama, minuman manis yang selalu hangat.

  • Tanggulangi terlebih dahulu penyakit ringan, bawalah obat-obatan seperlunya.


B. PERJALANAN

  • Usahakan jangan merokok, karena dapat menyebabkan kekurangan Oksigen.

  • Hindari Alkohol untuk mencegah dehidrasi.

  • Perbanyak minum air putih.

  • Gerakkan otot betis dan kaki secara teratur, kencangkan dan kendurkan, otot-otot pantat dan perut untuk mendorong darah kembali ke jantung.

  • Angkatlah kedua tumit, bola kaki tetap berada di lantai, kemudian kembali ke posisi semula.

  • Kedua tumit tetap tinggal di lantai, angkat kedua bola kaki, kembalikan ke posisi awal.

  • Luruskan kaki sejauh ruangan yang ada dan memungkinkan.

  • Kencangkan otot-otot paha bagian depan, tahan selama 2-3 detik, lalu kembali ke posisi awal.

  • Tekankan kedua otot betis Anda ke tempat duduk bagian depan, kencangkan otot-otot di bagian belakang dari paha, tahan 2-3 detik, kemudian kembali ke posisi awal.

  • Usahakan pinggang Anda ditekankan dengan kuat pada tempat duduk, tariklah otot-otot perut ke dalam, tahan selama 2-3 detik, kemudian kembali ke posisi awal.

  • Tekankan otot-otot pantat sekuat yang Anda mampu pada tempat duduk selama 2-3 detik, kemudian kembali ke posisi awal.

  • Geser berat badan dari kanan ke kiri dari pantat Anda, ayunkan ke belakang dan ke depan selama 5-10 detik.

  • Gerakkan pinggang ke depan sehingga terjadi lengkungan pada pinggang.

  • Tekankan pinggang ke tempat duduk dan pinggul didorong ke depan.



C. PENGEMUDI

   

  • Jangan paksakan menyetir saat mata terasa lelah.

  • Bila merasa capai, cari tempat untuk memarkir kendaraan dan istirahatlah.

  • Usahakan tidur minimal 15 menit.

  • Iringi selama perjalanan dengan musik.

  • Banyak minum air putih dan usahakan jangan merokok.


D. MUDIK BERSAMA BAYI

  • Sebelum berangkat, periksakan konsisi bayi Anda ke dokter.

  • Pastikan kondisi bayi Anda siap untuk melakukan perjalanan jauh.

  • Mintalah saran dokter, obat apa yang harus dipersiapkan bagi bayi Anda.

  • Selama perjalanan, sebaiknya bayi jangan dipangku terus.

  • Jaga badannya agar tetap kering.


Mudik sehat, Lebaran sehat, kita bisa bergembira berkumpul bersama keluarga menyambut hari yang penuh pengampunan.



Met Mudik….Met Lebaran

By : masmamad.blogspot.com



Rabu, 11 Agustus 2010

KESEMPURNAAN PUASA DITINJAU DARI SEGI KESEHATAN

KESEMPURNAAN PUASA

DITINJAU DARI SEGI KESEHATAN

 

 

Editor : Ahmad Kholid

 

 

Ibadah Puasa merupakan salah satu rukun islam dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an, Surat AlBaqoroh : 183

 

“Hai Orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa segaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.

 

Ibadah puasa adalah Menahan dari  hal-hal yang membatalkan puasa seperti Makan, minum, bersetubuh, haid nifas sejak  terbitnya fajar sodiq sampai terbenamnya mega merah (subuh sampai maghrib). Oleh karena itu memerlukan persiapan yang sungguh –sungguh agar puasa menjadi optimal dapat meraih predikat taqwa.

            Persiapan itu antara lain meliputi: (1) Persiapan mental/Psikhis, (2) Persiapan Fikriah (pemikiran), (3) Persiapan Jasadiah (kesehatan), (4). Persiapan Maal (harta), (5) Persiapan Keluarga , (6) Persiapan Lingkungan Masyarakat. Persiapan-persiapan ini  mempermudah kita mendapatkan kesempurnaan Ibadah puasa Ramadhan.

            Segi kesehatan merupakan faktor penting dalam menjalankan puasa romadhon, karena bila seseorang tidak sehat maka Allah swt. Memberi keringanan berupa  penggantian  puasa yang ditinggal itu di hari lain.

            Salah satu upaya kita untuk mempersiapkan kesehatan  dengan mengetahui lebih dalam bagaimana perspektif Islam dalam memandang ibadah Puasa ramadhan .

 

FISIOLOGI PUASA

            Kesempurnaan Ibadah puasa didapatkan dengan memenuhi rukun dan sunnah yang telah diajarkan Rosulullah SAW. Adapun rukun puasa itu adalah (1) Niat dan. (2) Meninggalkan apa saja yang membatalkan puasa. Sedangkan Sunnah puasa antara lain: (1) Mengahirkan sahur, (2) Menyegerakan berbuka, dan berbuka dengan sesuatu yang manis, (3) Memperbanyak bacaan al Quran, dan hadist (4) memperbanyak sodaqoh .

            Niat ketika hendak berpuasa dengan sadar dan motivasi yang tinggi akan mengkoordinasi hipotalamus, dimana terdapat pusat makan dan pusat kenyang. Pusat makan adalah area dalam otak kita di hipotalamus lateralis yang berfungsi menentukan kapan kita berhenti makan, sedangkan pusat kenyang adalah area dalam otak kita di nuclei ventralis medialis yang berfungsi menentukan kapan ingin makan.  Maka dengan niat yang benar dan ikhlas akan menahan dari keinginan makan, sesuai dengan penekanan pada nuclei ventralis medialis.

            Tidak makan dan tidak minum selama sehari ( sekitar 14 jam) tidak akan menyebabkan seseorang kehabisan tenaga dan panas, oleh karena masih terdapat cadangan-cadangan energi yang berasal dari KH (Karbohidrat) dalam bentuk glikogen, ju berasal dari lemak yang berbentuj trigliserid dan dari protein.. Penyediaan tenaga mula-mula diuraikan dari KH baik langsung melalui proses glikolisis maupun proses Glikogenolisis yang mampu bertahan selama 25 jam.

            Haus akan timbul bila keadaan tubuh dehidrasi, apabila cairan tubuh yang berjumlah sekitar 60 % BB tubuh dalam tonisitas dan volume yang normal  maka otak tidak mengisyaratkan haus, Namun bila tubuh dehidrasi, organ yang lain akan mempertahankan tonisitas dan volume cairan dalam tubuh kita dengan cara meningkatkan hormon Vasopresin agar dapat menahan air dan melalui cortec adrenal mengeluarkan hormon Aldosteron untuk retensi Na+.

 

            Menahan dari nafsu Lauwamah. Berkata kotor, marah-marah, mencaci maki dan berkta bohong termasuk nafsu lauwamah, Bila seseorang yang sedang tidak terkendali nafsu lauwamahnya maka akan dapat meningkatkan pengeluaran adrenalin yang menyebabkan pembuluh-pembuluh darah menyempit. Dengan penyempitan pembuluh darah ini akan meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah akan naik.

 

Firman Allah:

 

            “Sesungguhnya nafsu itu selalu menjurus kepada kejahatan kecua;I nafsu yang diberi rahmat oleh Allah (Robku)……… (SQ> Yususf: 53)

 

Hadist:

 

“Dari Abu Huroiroh R.A. berkata, Rosululloh bersadbda:”Apabila salah seorang diantara kamu sekalian itu berpuasa maka janganlah berkata  kotor dan janganlah ribut-ribut. Jika ada orang mencaci maki atau mengajak berkelahi maka hendaklah ia berkata: Sesungguhnya saya sedang berpuasa.” (HR> Buchori dan Muslim)”.

 

            Sunnah puasa antara lain dengan mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.

Hadist:

 

            “Dari Abu Dzar, Rosululloh SAW. Telah bersabda: Senantiasa umatku dalam kebaikan selama mereka mengahkhirkan sahur dan menyegeerakan  berbuka. (HR Ahmad)”

 

            Makanan didaur ulang dalam sistem pencernaan sekitar 8 jam, dengan perincian 4 jam makanan disiapkan dengan keasaman tertentu dengan bantuan asam lambung, untuk selanjutnya dikirim ke usus, 4 jam kemudian makanan diubah wujudnya menjadi sari-sari makanan di usus kecil kemudian diabsorobsi oleh pembuluh darah dan dikirim keseluruh tubuh. Waktu sisa  6 jam merupakan waktu yang ideal bagi sistem percernaan untuk istirahat.

            Makanan yang manis ketika berbuka puasa biasanya mengandung KH yang tinggi, hal ini untuk mengganti KH yang telah diuraikan menjadi tenaga dan panas.

 

            Merperbanyak bacaan Al Qur’an, dengan tartil dan memahami makna yang dikandungnya dapat menciptakan suasana ketenangan jiwa dan menjadi penyembuh penyakit-penyakit yang berada dalam dada. Sebagaimana firman Allah SWT:

 

“Hai manusia, Sesungguhnya  telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk bagi orang-orang beriman, (SQ: Yunus : 57)”

 

            Stressor yang kita hadapi sangat tergantung dengan cara kita mengadaptasinya, Kalau berhaasil maka berdampak positif terhadap pertumbuhn dan perkembangan Jiwa, Identitas diri dan harga diri. Sebaliknya bila gagal (maladaptasai) maka akan terjadi gangguan kesehatan fisik maupun rohani.

           

 

 

 

 

maladaptasi

 

Adaptasi

 

Stimulus/stressor/masalah

 

Respon Neuroendokrin

Mekanisme Pertahanan

Respon Perilaku

 

Sakit (fisik/mental)

Kematian

 

Perkembangan Jiwa

Identitas Diri

Harga Diri

 
            Memperbanyak sodaqoh, merupakan latihan kita untuk ikhlas. Ikhlas merupakan Respon perilaku yang positif manakala kita menghadapi masalah yang kita hadapi:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Skema: Respon terhadap stimulus yang menegangkan menimbulkan adaptasi dan       maladaptasi  (Disadur dari buku Perawatan Medikal Bedah, Barbara C.Long )

 

PENGARUH PUASA TERHADAP FUNGSI LIVER

           

Kadar SGOT dan SGPT dalam darah menggambarkan normal tidaknya fungsi liver. Penurunan SGOT dan SGPT dalam darah merupakan indikasi semakin membaiknya fungsi liver. Menurut penelitian DR. dr. H. Wahjoetomo menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi, semakin nyata perbedaan yang dihasilkan dan pada motivasi tinggi ini akan diperoleh peningkatan fungsi liver yang sangat nyata (tabel.1)

Dan Juga didapatkan peningkatan fungsi liver yang nyata dihasilkan pada individu yang merasakan beban yang ringan terhadap puasa Ramadhan (tabel.2).  Hal ini dikarenakan ketika berpuasa pola makanan lebih dapat dikendalikan, baik dari segi frekweunsi dan jumlah atau kuantitasnya, maka liver dapat lebih istirahat atau lebih ringan kerjanya.

 

 Tab. 1.  Puasa Ramadhan dan Fungsi Liver Menurut tingkat motivasi

Tk. Motivasi

Prapuasa

Berpuasa

Pascapuasa

P

Rendah

25,67

22,00

17,00

18,33

13,33*

23,79**

0,62

Sedang

21,09

17,73

14,27

12,82

13,82

17,91

0,35

Tinggi

18,00

18,06

13,75

11,06

11,31

14,50

0,007

Sumber: Buku Puasa dan Kesehatan , DR.dr. H. Wahjoetomo

*   SGOT

** SGPT

 

 

 

Tab. 2. Fungsi Liver dan Tingkat Beban yang dirasakan terhadap Puasa Romadhon

Tk. Beban

prapuasa

Puasa

Pasca puasa

P

Berat

22,58

22,00

15,75

14,25

14,33*

21,33**

0,17

Sedang

28,00

16,36

12,64

11,27

11,45

15,73

0,18

Ringan

18,28

15,14

14,29

11,14

10,71

10,14

0,02

Sumber: Data primer Penelitian Puasa dan Kesehatan ,1994 (dari Buku Puasa dan Kesehatan, DR.dr. Wahjoetomo , Gema Insani Press,1999)

 

Hasil penelitian  DR.dr. Wahjoetomo juga mengenai kadar trigliserida yang mana menunjukkan pada motivasi rendah terjadi kecenderungan peningkatan triglesrida, tetapi pada motivasi yang tinggi terjadi sebaliknya, walaupun secara statistika tidak berbeda nyata. Dengan penurunan Trigleserida yang merupakan unsur lemak yang memberi resiko buruk terhadap kesehatan maka berarti berpuasa dengan motivasi tinggi bermanfaat pada kesehatan manusia.

            Disamping itu ditemukan pula korelasi negatif terhadap Gula darah, Kolesterol, dan LDL terjadi peningkatan, dan pada HDL terjadi penurunan. Hal ini disebabkan karena kurang sempurnanya pelaksanaan puasa Ramadhan dengan motivasi yang rendah dan puasa dirasakan sebagai beban yang berat.

 

 

KESIMPULAN

            Ibadah puasa Ramadhon apabila dilakukan dengan ikhlas, dan motivasi yang tinggi, serta menjalani rukun dan sunnah puasa dengan sempurna dapat meningkatkan derajat kesehatan. Baik dari segi Fisik (fisiologis), Psikhis, maupun Sosial.

 

 

 

 

 

Sumber : Abdul Mughni

YAYASAN INDONESIA SEHAT (YISh)

 

 

 



PERAWAT ISLAM PERTAMA DI ZAMAN RASULULLOH MUHAMMAD SAW

Background

PERAWAT ISLAM PERTAMA DI ZAMAN

RASULULLOH MUHAMMAD SAW


By : Ahmad Kholid


Dunia keperawatan mengenal tokoh Florance Nightiangle sebagai pelopor dunia keperawatan. Seluruh dunia mengenang jasa-jasanya dalam dunia keperawatan, sampai sekarang. Sebagai seorang muslim, kita juga mempunyai tokoh yang menjadi pelopor dunia keperawatan Islam. Ia adalah Rufaidah binti Sa’ad, yang merupakan perawat Islam pertama sejak zaman Rasulullah. Rufaidah binti Sa'ad merupakan perawat muslim pertama dizaman rasulullah SAW. Wanita berhati mulia ini bernama lengkap Rufaidah binti Sa'ad Al Bani Aslam Al Khazraj. Beliau lahir di Yastrib dan tinggal di Madinah. Rufaidah termasuk kaum Anshar, yaitu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter.


Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference "Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century" yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.


Ketika perang Badr, Uhud, Khandaq, dan perang khaibar, Rufaidah menjadi sukarelawan yang merawat korban terluka akibat perang. Beberapa kelompok wanita dilatihnya untuk menjadi perawat. Dalam perang Khaibar, mereka minta ijin kepada Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran agar dapat merawat mereka yang terluka, dan Rasulullah SAW mengijinkannya. Ketika damai, Rufaidah membangun tenda di luar Masjid Nabawi untuk merawat kaum muslimin yang sakit. Kemudian berkembang, dan berdirilah Rumah Sakit lapangan yang terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Tercatat pula dalam sejarah saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa'ad bin Ma'adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis (Omar Hassan, 1998).


Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian luhur dan empati yang memberikan pelayanan keperawatan dengan baik pada pasien. Beliau memberikan mental. Sentuhan sisi kemanusiaan merupakan hal yang sangat penting bagi seorang perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan kemanusiaan (human touch) berjalan seimbang. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, namun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996). Beliau juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan.

Sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti :
• Ummu Ammara,
• Aminah,
• Ummu Ayman,
• Safiyat,
• Ummu Sulaiman, dan
• Hindun.

Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
• Ku'ayibat,
• Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
• Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan
• Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat.

Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat ketika masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah :
• Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat,
• Aminah binti Qays al Ghifariyat,
• Ummu Atiyah Al Anasaiyat,
• Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat,
• Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.

Subhanallah, ternyata Islam juga mempunyai peran dalam perkembangan ilmu keperawatan. Bahkan sejak zaman Rasulullah sudah mulai berkembang dengan munculnya perawat-perawat muslim pada masa itu. Kita harus bangga dengan sejarah yang kita punya, dengan itu semangat kita terus bertambah untuk melanjutkan perjuangan mereka memajukan dunia keperawatan sebagai perawat muslim. (KKI red)

Sumber
Martono, Nur.2006. Mengenang Perawat Muslim Pertama : Rufaidah binti Sa'ad (570-632 SM. Diambil pada 26 september 2007 dari http://nurmartono.blogspot.com/2006/08/mengenang-perawat-muslim-pertama.html


Senin, 12 Juli 2010

10 CARA HIDUP SEHAT

By: Ahmad Kholid
Kesehatan adalah hal yang paling berharga dalam hidup meskipun banyak diantara kita yang tidak menyadarinya sebelum "sehat" itu mulai berganti dengan berbagai penyakit baik yang ringan ataupun penyakit kronis.










Sebelum hal itu terjadi ada 10 cara agar kita bisa hidup sehat :
  1. Perbanyak makan sayuran dan buah-buahan karena kandungan dalam sayur dan buah dapat memperlancar saluran usus dan mencegah Konstipasi/kembung.
  2. Kurangi makanan berlemak karena kalau lemak terlalu banyak maka peredaran darah di pembuluh darah jadi terhambat.
  3. Makan teratur dan jangan makan/minum sembarangan untuk memperkuat pencernaan kita.
  4. Jangan terlalu pilih makanan yang penting Vitaminnya cukup dan Gizi berimbang.
  5. Usahakan masakan jangan terlalu asin lebih baik sedikit tawar karena kelebihan konsumsi garam menjadikan pembuluh darah tidak sehat.
  6. Banyak minum air matang selain untuk kesehatan juga dapat mempertahankan kehalusan kulit dan wajah akan tampak berseri-seri.
  7. Tidak minum alkohol dan tidak merokok sehingga jantung dan paru-paru kita sehat dan hidup lebih santai dan terbebas dari rasa risau.
  8. Perbanyak Olah raga agar badan kuat, jantung sehat dan pikiran kita lebih tenang.
  9. Seimbangkan aktifitas kita dengan mengatur waktu kerja dan istirahat. Disiplinkan diri dengan mengharmoniskan badan dan pikiran.
  10. Hindari emosi berlebihan, jangan suka marah perbanyak tertawa sehingga hati kita lapang dan banyak orang menyukai kita.

Sumber: www.depkes.go.id

Minggu, 04 April 2010

PERAWATAN LANSIA DENGAN KEADAAN TIDAK ADA HARAPAN SEMBUH (YANG MENGHADAPI SAAT KEMATIAN)

By :Ahmad Kholid


 

Terminologi

1.       Pengertian sakit gawat
Suatu keadaan sakit yang menurut akal sehat klien lansia itu tidak dapat lagi atau tiada harapan lagi untuk sembuh (Nugroho, 2000).
2.       Pengertian kematian / mati.
Seseorang yang dianggap sudah mati ialah apabila ia tidak lagi mempunyai denyut nadi, tidak bernafas selama beberapa menit dan ketiadaan segala refleks, serta ketiadaan kegiatan otak (Nugroho 2000).

Sebab – sebab kematian

Penyakit :
1.       Keganasan : Carsinoma, carsinoma hati, carsinoma paru, carsinoma mammae
2.       Penyakit kronis : cerebrovaskuler disease, chronic renal failure, gangguan endokrin (DM), myocard infark, chronic obstruction pulmo diseases (COPD).
Kecelakaan :
Misal ; epidural haematoma

Ciri – ciri / tanda lansia menjelang kematian

1.       Gerakan dan penginderaan menghilang secara berangsur – angsur. Biasanya dimulai pada anggota badan, khususnya kaki dan ujung kaki.
2.       Gerakan peristaltik usus menurun
3.       Tubuh lansia tampak menggembung
4.       Badan dingin dan lembab terutama pada kaki, tangan, dan ujung hidung.
5.       Kulit nampak pucat, berwarna kebiru – biruan / kelabu
6.       Denyut nadi mulai tidak teratur
7.       Nafas dengkur berbunyi keras (stridor) yang disebabkan oleh adanya lendir pada saluran pernafasan yang tidak dapat dikeluarkan oleh klien lansia.
8.       Tekanan darah menurun
9.       Terjadi gangguan kesadaran (ingatan menjadi kabur).

Tanda – Tanda Kematian

1.       Pupil (bola mata) tetap membesar atau melebar dan tidak berubah – ubah
2.       Hilangnya semua reflek dan ketiadaan kegiatan otak yang tampak jelas dalam hasil pemeriksaan EEG yang menunjukkan mendatar dalam waktu 24 jam.

Tahap – Tahap Menuju Kematian

1.       Tahap pertama (tahap penolakan)
Adalah tahap kejutan dan penolakan. Biasanya sikap itu ditandai dengan komentar; Saya ? tidak, tak mungkin. Selama tahap ini klien lansia sesungguhnya mengatakan bahwa maut menimpa semua orang kecuali dia.
2.       Tahap Kedua (tahap marah)
Tahap ini ditandai oleh rasa amarah dan emosi yang tidak terkendalikan. Klien lansia itu berkata; mengapa saya ? seringkali lansia akan selalu mencela setiap orang dalam segala hal.
3.       Tahap ketiga (tawar – menawar)
Pada tahap ini lansia pada hakekatnya berkata ; ya, benar, aku, tetapi,……..kemarahan biasanya mereda dan lansia dapat menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang sedang terjadi dengan dirinya.
4.       Tahap keempat (tahap sedih)
Tahap ini lansia pada hakekatnya berkata; “ya, benar aku”, ini biasanya merupakan sat – saat yang sedih, karena lansia sedang dalam suasana berkabung karena dimasa lamapau ia sudah kehilangan orang yang dicintai dan sekarang ia akan kehilangan nyawanya sendiri.
5.       Tahap kelima (tahap akhir / tahap menerima)
Tahap ini ditandai oleh sikap menerima kematian.

Hak – Hak Pasien Yang Menjelang Ajal (Meninggal)
1.       Berhak untuk diperlakukan sebagai manusia yang hidup sampai mati
2.       Berhak untuk tetap merasa punya harapan, meskipun fokusnya dapat saja berubah – ubah.
3.       Berhak dirawat oleh mereka yang dapat menghidupkan terus harapan itu, walaupun dapat berubah-ubah.
4.       Berhak merasakan perasaan dan emosi mengenai kematian yang sudah mendekat dengan caranya sendiri.
5.       Berhak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai perawatannya.
6.       Berhak untuk mengharapkan akan terus mendapat perhatian medis dan perawatan walaupun tujuan penyembuhan harus diubah menjadi tujuan memberikan rasa aman.
7.       Berhak untuk tidak mati dalam kesepian
8.       Berhak untuk bebas dalam rasa nyeri
9.       Berhak untuk memperoleh jawaban yang jujur atas pertanyaan – pertanyaan
10.   Berhak untuk tidak ditipu
11.   Berhak untuk mendapat bantuan dari dan untuk keluarganya dalam menerima kematian.
12.   Berhak untuk mati dengan tenang dan terhormat
13.   Berhak untuk mempertahankan individualitas dan tidak dihakimi untuk keputusan-keputusan yang mungkin saja bertentangan dengan orang lain
14.   Membicarakan dan memperluas pengalaman – pengalaman keagamaan dan kerohanian
15.   Berhak untuk mengharapkan bahwa kesucian tubuh manusia akan dihormati sesudah mati.



Sabtu, 27 Maret 2010

M@s_MAMAD: Konsep Keluarga

M@s_MAMAD: Konsep Keluarga

PERAN KELUARGA DALAM KESEHATAN



 Ditulis : Ahmad Kholid





Dewasa ini pembangunan di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, serta kesehatan sudah menjadi sebuah hal yang harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Melihat kondisi yang demikian sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab semua masyarakat. Siapapun masyarakat tersebut secara individu atau berkelompok mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan terhadap upaya menciptakan terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri.
Keluarga merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam penuh. Menurut Mubarok (2007) peran keluarga adalah mampu mengenal masalah kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
a.       Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.
b.      Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004). Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada:
1)       Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
2)       Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga ?
3)       Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu anggota keluarganya ?
4)       Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
5)       Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?
c.       Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tangung jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman, 1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji :
1)       Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
2)       Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan pasien ?
3)       Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang perawatan terhadap pasien)
d.       Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
1)       Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
2)       Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
3)       Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
e.      Menggunakan pelayanan kesehatan
Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
1)       Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
2)       Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
3)       Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
4)       Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.
Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Hambatan yang dapat muncul terutama kamunikasi (Bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalaman yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan dengan petugas kesehatan ketika berhadapan dengan petugas kesehatan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perilaku positif. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi dukungan keluarga meliputi; kelas sosial, bentuk-bentuk keluarga, latar belakang keluarga, tahap siklus kehidupan keluarga, model-model peran peristiwa situasional-khususnya masalah-masalah kesehatan atau sakit.

Senin, 15 Maret 2010

PERBEDAAN KEPERAWATAN KLINIK (RS) & KOMUNITAS, HYGIENE PERUSAHAAN & HYGIENE DI MASYARAKAT



Rabu, 10 Maret 2010

Anda Pengunjung Ke :