Created By : Ahmad Kholid, S.Kep., Ns.
Proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas (Subekti, 2005). Pada keperawatan keluarga, perawat mengonsepualisasikan keluarga sebagai unit pelayanan dan keluarga sebagai unit atau system, maka fokusnya adalah keluarga.
Langkah – Langkah Proses Keperawatan Keluarga
Asuhan keperrawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit, gangguan fungsi tubuh, keluarga yang membutuhkan bantuan, sesuai dengan kemampuan keluarga.
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan social) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misal; puskesmas, posyandu, / sarana kesehatan lain).
PERSIAPAN YANG PERLU UNTUK PERAWAT
a. Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran kunjungan serta kasus yang perlu ditindaklanjuti.
b. Menetapkan jadwal kunjungan dan membuat kesepakatan dengan keluarga
c. Menyiapkan perlengkapan;
§ Mempelajari riwayat penyakit individu & keluarga, rekam kesehatan keluarga.
§ Membuat catatan singkat sebagai tindak lanjut kajian keluarga.
§ Kit Primary health nursing (PHN)
§ Alat bantu penyuluhan.
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
Tahap – tahap pada pengkajian :
1. Membina hubungan yang baik / terapeutik ;
§ Diawali perkenalan, sopan, ramah.
§ Menjelaskan tujuan kunjungan
§ Meyakinkan keluarga bahwa kunjungan keluarga untuk membantu
§ Menjelaskan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
§ Menjelaskan pada keluarga tim kesehatan lain yang terlibat.
2. Pengkajian awal; sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan.
3. Pengkajian lanjutan (kedua); tahap pengkajian untuk memperoleh data lebih lengkap sesuai dengan masalah kesehatan keluarga yang ada sekarang.
Data yang perlu dikaji :
1. Berkaitan dengan keluarga
§ Data demografi & sosiokultural
§ Data lingkungan
§ Struktur & fungsi keluarga
§ Stress & koping keluarga
§ Perkembangan keluarga
2. Berkaitan dengan individu / anggota keluarga
§ Fisik, mental, emosi, social, spiritual
Aturan pembuatan genogram :
1. Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri
2. Umur anggota keluarga ditulis pada symbol laki-laki / perempuan
3. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol laki-laki / perempuan.
4. Penggunaan symbol dalam genogram
Pengkajian selengkapnya terlampir di lembar belakang !!!!
1. Pengelompokan data
Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian data subyektif dan obyektif setiap kelompok diagnosis keperawatan.
2. Perumusan diagnosis keperawatan
a. Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga.
b. Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada 5 (
c. Tanda (sign) S, adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga terdapat 3 (tiga) :
§ Diagnosa Aktual
§ Diagnosa Resiko / Resiko Tinggi
§ Diagnosa Potensial / Wellness
DIAGNOSA | CONTOH |
AKTUAL Adalah masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga & memerlukan bantuan perawat dengan cepat. | 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur khususnya pada Ny. W keluarga Tn. S yang b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan tidur. 2. Perubahan peran menjadi orang tua tunggal (single parent) pada Tn. M yang b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orang tua tunggal setelah istrinya meninggal. |
RESIKO / RESTI Adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keparawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segara mendapat bantuan / ditangani. | 1. Resiko terjadinya serangan ulang yang berbahaya khususnya pada lansia Ny. P keluarga Tn. N yang b/d ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas) yang dekat dengan tinggal keluarga. 2. Resiko tinggi gangguan perkembangan balita khususnya pada An. U yang b/d ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi pada balita. |
POTENSIAL / WELLNESS Adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya & mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. | 1. Potensial peningkatan kesejahteraan khususnya Ny. S yang sedang hamil pada keluarga Tn. B. 2. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak khususnya An. Y pada keluarga Tn. W. |
Masalah keperawatan dianjurkan menggunakan pendekatan (NANDA).
3. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan
Skoring dilakukan apabila rumusan diagnosis keperawatan lebih dari satu, proses scoring menggunakan skala dirumuskan oleh Bailon & Maglaya (1978).
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan, yang terdiri dari :
- Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang telah dibuat.
- Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
X bobot
Skor yang diperoleh
Skor tertinggi
- Jumlah skor untuk semua criteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5)
Skoring Diagnosa Keperawatan (Bailon & Maglaya, 1978)
No. | KRITERIA | SKOR | BOBOT |
1. | Sifat masalah Skala : - Tidak / kurang sehat - Ancaman kesehatan - Keadaan sejahtera | 3 2 1 | 1 |
2. | Kemungkinan masalah dapat diatasi Skala : - Mudah - Sebagian - Tidak dapat | 2 1 0 | 2 |
3. | Potensial masalah untuk dicegah Skala : - Tinggi - Cukup - Rendah | 3 2 1 | 1 |
4. | Menonjolnya masalah Skala : - Masalah berat, harus segera ditangani - - Masalah tidak dirasakan | 2 1 0 | 1 |
Penentuan prioritas sesuai dengan criteria skala :
- Untuk criteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak / kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
- Untuk criteria kedua perlu diperhatikan :
ü Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah.
ü Sumber daya keluarga; fisik, keuangan, tenaga.
ü Sumber daya perawat; pengetahuan, ketrampilan, waktu.
ü Sumber daya lingkungan; fasilitas, organisasi dan dukungan.
- Untuk criteria ketiga perlu diperhatikan :
ü Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit.
ü Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
ü Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah.
ü Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak actual dan menjadi parah.
- Untuk criteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.
4. Penyusunan prioritas masalah
Contoh Prioritas :
Resiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga
No. | Kriteria | Skor | Pembenaran |
1. | Sifat masalah Skala : Ancaman kesehatan | 2/3 X 1 = 2/3 | Bila keadaan tersebut tidak segera diatasi akan membahayakan lansia yang tinggal bersama keluarga, karena lansia setiap hari dirumah tanpa pengawasan |
2. | Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah | 2/2 X 2 = 2 | Penyediaan sarana yang murah dan mudah didapat oleh keluarga (misal; sandal karet) |
3. | Potensial masalah untuk dicegah Skala : Cukup | 2/3 X 1 = 2/3 | Keluarga mempunyai kesibukan yang cukup tinggi, tetapi merawat orang tua yang telah lansia merupakan penghormatan & pengabdian anak yang perlu dilakukan. |
4. | Menonjolnya masalah Skala : Masalah tidak dirasakan | 0/2 X 1 = 0 | Keluarga merasa keadaan tersebut telah berlangsung lama dari tidak pernah ada kejadian yang mengakibatkan lansia mengalami suatu cidera (terjatuh) dirumah akibat lantai yang licin. |
Total Skor | 3 1/3 | |
Metode dalam menyusun rencana askep keluarga
Diagnosa Keperawatan | Rencana Asuhan Keperawatan |
Masalah (P) | Digunakan untuk merumuskan tujuan umum – khusus atau tujuan jangka panjang – pendek |
Penyebab (E) | Digunakan untuk merumuskan criteria standar / hasil yang diharapkan sebagai tolok ukur suatu keberhasilan. |
Tanda (S) | Selanjutnya merumuskan rencana tindakan / intervensi keperawatan keluarga. |
Perencanaan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan criteria dan standar yang mengacu pada penyebab, merumuskan tindakan yang berorientasi pada criteria dan standar.
Rencana tindakan pada keluarga meliputi :
1. Menstimulasi kesadaran / penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan, dengan cara; memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan keluarga, mendorong sikap emosi untuk mendukung upaya kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara; mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber yang dimiliki keluarga, diskusi tentang tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara; demonstrasi, menggunakan alat dan fasilitas dirumah, mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitar.
Hal penting dalam menyusun rencana :
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan pancaindra perawat yang obyektif.
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.
Contoh :
Tujuan jangka panjang
Lansia selama tinggal di keluarga
Tujuan jangka pendek
Setelah implementasi keperawatan yang ke – 5 melalui kunjungan rumah, keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia.
Kriteria hasil
Pengetahuan | 1. Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan (lantai yang licin). 2. Keluarga dapat menyebutkan akibat yang diderita lansia bila jatuh. 3. Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia terjatuh akibat lantai yang licin. |
Sikap | 4. Keluarga mengkomunikasikan lingkungan yang membahayakan lansia dengan anggota keluarga lainnya. 5. keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang aman bagi lansia. |
Tindakan / psikomotor | 6. Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia 7. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah menjadi aman bagi lansia. |
Rencana tindakan
1. Mendiskusikan tentang bahaya lantai licin
2. Mendiskusikan akibat bila lansia terjatuh
3. Meendiskusikan cara mencegah lansia terjatuh
4. Mengajarkan kepada keluarga untuk menyelesaikan masalah lansia dengan keluarga
5. Mengajarkan kepada keluarga setiap diskusi perlu diambil suatu keputusan yang terbaik
6. Tanpa adanya kesepakatan dengan keluarga, keluarga sudah melaksanakan pencegahan pada lansia (misal; lansia sudah diberikan sandal karet, tongkat, dll)
7. Bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang aman.
Contoh penulisan Rencana :
Tujuan | Kriteria | Hasil / Standar | Intervensi |
Setelah dilakukan tindk. Keperawatan ………………………… ……………………….. | Pengetahuan Tindakan | 1. keluuarga dapat melakukan ……… 2. dst. 7. Keluarga dapat memodifikkasi ……… | 1. Diskusikan ……….. 2. dst. 7. Bersama keluarga …………………… |
Pada tahap ini perawat diharapkan tidak melakukan tindakan sendiri, melainkan bekerjasama dengan keluarga, tim lain, melakukan kontrak, agar keluarga mempunyai kesiapan fisik dan psikis.
Contoh Format Implementasi
Tanggal & Waktu | No. Diag. Kep. | Implementasi |
8 Juni 2008 15.00 – 16.00 | 1 | Pendidikan kesehatan tetang………….dan ……….. dengan keluarga |
Materi dan media yang akan diberikan sesuai dengan rencana implementasi jangan sampai lupa.
Evaluasi digunakan dengan menggunakan SOAP
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subyektif oleh keluarga secara subyektif oleh keluarga setelah dilakukan implementasi.
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan criteria dan standar pada rencana keperawatan.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Contoh evaluasi :
Tanggal & Waktu | No. Diag. Kep. | Evaluasi |
15 Juni 2008 16.00 | 1 | S : Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak dipahami, yaitu tentang …………. O : Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang ………..keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang ………… A : Implementasi yang dilaksanakan seminggu lalu dengan metode ceramah dan media brosur, belum sepenuhnya dimengerti oleh keluarga. Perlu metode dan media lain yang efektif. P : Berikan penkes ulang sesuai kesepakatan dengan keluarga, metode dengan demonstrasi, metode ditambah dengan bahan yang sesuai dengan kondisi di keluarga. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar