Ahmad Kholid
Bagi mahasiswa AKPER Ngudi Waluyo semester III, pada blog ini saya sediakan materi kuliah silahkan mahasiswa untuk download pada link dibawah ini atau klik pada gambar......
Selamat Belajar ...............
Advertisement (468 x 60px )
!-end>!-local>
Latest News
Minggu, 26 Februari 2012
Jumat, 03 Februari 2012
WASPADAI PENYAKIT PANCAROBA ! DAN BAGAIMANA CARA MENCEGAH ?
Ahmad Kholid
Flu
CARA PENCEGAHAN
Pergantian musim menjadi ajang
merajalelanya penyakit-penyakit tertentu. Cari tahu penyakit apa saja yang
berpotensi di musim pancaroba !
Saat pancaroba, tak hanya debu atau banjir yang membuat pusing,
penyakit tropik pun berdatangan. Nah, agar lebih waspada akan penyakit-penyakit
di musim pancaroba.
Pada saat peralihan musim penghujan ke musim kemarau, keluhan ISPA
(infeksi saluran pernapasan atas) bisa mendadak marak sekali. Mulai dari
rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis hingga laringitis. Umumnya gejala
ISPA dapat berupa demam, batuk, pilek atau bersin maupun sakit tenggorokan.
Maraknya kasus ISPA di awal musim
kemarau, memang mengikuti perubahan lingkungan yang merupakan sarana kondusif
bagi kuman penyebab ISPA untuk memperbanyak diri. Selain ISPA, penyakit alergi
seperti asma atau rhinitis juga sering muncul. Pada peralihan musim penghujan
ke musim kemarau yang berudara dingin dan kering serta banyak debu juga bisa
memicu asma kambuh.
Diare
Tingginya volume curah hujan
penyebab banjir, kencangnya angin penyebab debu beterbangan, membuat risiko
tercemarnya makanan/ minuman oleh kuman atau parasit penyebab diare kian
meningkat.
“Apalagi kalau air yang digunakan untuk mencuci peralatan makan
kurang higienis, sudah tentu membuat kuman mudah masuk ke tubuh kita,” ungkap
Adji.
Infeksi bakteri, parasit, dan virus pada saluran pencernaan yang
masuk lewat makanan/ minuman ini kerap diidap anak dan balita karena sistem
kekebalan tubuh yang belum optimal.
Jangan meremehkan diare. Bila anak mengalami buang air besar yang
terlampau cair terus menerus, sebaiknya perhatikan intake cairan anak.
Memberikan minum yang cukup atau cairan oralit sangat banyak menolong
penderita, terutama menstabilkan elektrolit tubuhnya dan menurunkan risiko
perburukan. Intinya, tetap perhatikan asupan cairan penderita.
Flu
Umumnya diawali dengan gejala seperti demam, batuk pilek, rasa
kedinginan (menggigil), nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan. Berbeda dengan
diare, flu dapat ditularkan lewat droplet dari batuk atau bersin orang
yang menderita flu, serta kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus
influenza. Jangan terlalu sering menyentuh daerah mulut dan hidung pada musim
tersebut!
Namun virus ini juga dapat dilemahkan oleh sinar matahari, sabun
dan desinfektan, sehingga masih dapat ditekan risiko penularannya.
Disentri
Gejala utamanya berupa diare, dengan tambahan lain seperti BAB
disertai lendir maupun darah dan biasanya disertai demam. Disentri dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella, E.coli, Salmonella dan Campylobacter
jejuni. Selain itu pada anak balita juga dapat disebabkan infeksi protozoa
parasit seperti Entamoeba hystolitica.
Pada musim pancaroba, disentri mudah menular melalui makanan/
minuman yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi
sehingga perlu mendapatkan penanganan dokter sesegera mungkin
Batuk
Batuk pada dasarnya merupakan mekanisme tubuh mengeluarkan benda
asing yang berada di saluran pernafasan atas. Salah satunya, bisa disebabkan
oleh flu atau ISPA yang menyebabkan terjadinya lendir atau radang saluran
pernafasan.
Di musim pancaroba, di mana virus flu dan kuman penyebab ISPA
banyak berkembang biak, batuk pun semakin menjadi. Menanganinya, perlu dilakukan
penegakan diagnosis dahulu penyebab maupun etiologinya, barulah pengobatan bisa
diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita.
Tifus dan Paratifus
Kuman Salmonella typhosa ini yang banyak berada dalam air
kotor yang tergenang maupun tanah, dapat berpindah ke makanan/ minuman dan
masuk ke dalam saluran pencernaan. Kuman ini kemudian menjadi penyebab radang
usus halus, menimbulkan gejala demam tinggi, menggigil, rasa lemah/ letih,
sakit perut, hilang nafsu makan dan terkadang disertai mual-muntah.
Diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosisnya.
Bila positif, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan
secara tepat agar tak terjadi komplikasi penyakit dan berakibat fatal.
Demam Berdarah Dengue
Di musim pancaroba, demam berdarah dengue bisa jadi mewabah
kembali. Umumnya pada kantong-kantong endemik DBD, sehingga dipastikan masih
ada perkembang biakan nyamuk aedes aegipty.
Di awal infeksi, orang yang menderita DBD akan mengalami demam
disertai sakit kepala, sakit perut, dan nyeri sendi mirip dengan gejala flu.
Namun bila sudah berjalan beberapa hari, kondisi tubuh penderita biasanya
semakin lemah. Dapat muncul perdarahan spontan pada kulit berupa bintik-bintik
merah (disebut petekhie), mimisan, perdarahan gusi dan lain-lain.
Pada hari ke-3 demam, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan
laboratorium terhadap pasien untuk menegakkan diagnosis. Penderita DBD
memerlukan intake cairan yang banyak untuk mencegah terjadinya syok
serta perburukan yang bisa datang dengan cepat. Sebaiknya bila menderita gejala
seperti demam tinggi mendadak, disertai sakit kepala, sakit perut dan tidak
memberikan respon yang baik terhadap obat penurun panas, harus segera
berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan semenjak dini. Serta
jangan lupa untuk selalu banyak minum.
Hepatitis A
Di musim pancaroba, Anda juga perlu mewaspadai penyakit hepatitis
A. Virus ini dapat menyebar melalui makanan/ minuman dan menginfeksi organ
hati.
Penyakit ini ditandai dengan rasa mual-muntah yang terus menerus,
lemah/ letih, serta demam dan dapat menyerang segala usia. Pada tahap lanjut,
gejala hepatitis A juga bisa diikuti dengan seluruh kulit, dan sklera mata
berwarna kuning. Bila menemukan gejala demam disertai bagian putih bola mata
berwarna kuning, sebaiknya penderita segera memeriksakan diri ke dokter.
CARA PENCEGAHAN
Meski seperti bisa diramalkan, penyakit di musim pancaroba masih
bisa dicegah, lho! Berikut beberapa caranya.
1.
Imunisasi
Cegah beberapa penyakit yang
mungkin muncul di musim pancaroba dengan memberikan vaksin semenjak dini. Di
antaranya, vaksin untuk demam tifoid, hepatitis A, vaksin campak dan
sebagainya.
2.
Makan Bergizi
Konsumsi makanan bergizi
lengkap dan seimbang terutama yang tinggi kandungan protein, vitamin A, vitamin
C sebagai antioksidan dan mineral terutama seng (zinc), agar tubuh memiliki
cukup pertahanan.
3.
Pelihara Lingkungan
Putuskan mata rantai penyakit
dengan menjaga lingkungan tetap bersih. Dan, hindarkan anak-anak dari tempat
yang berpotensi menularkan penyakit seperti rumah sakit.
4.
Lakukan Kebiasaan Baik
Bersama keluarga lakukan
kebiasaan seperti mencuci tangan setiap akan makan dan setelah bepergian,
karena terbukti mampu menurunkan angka kematian bayi, diare dan risiko flu
burung.
Sumber : Laili Damayanti
Langganan:
Postingan (Atom)