By : Ahmad Kholid
A. Planning
1. Langkah 1 : Pahami Pasar dan Kompetisinya.
Ini adalah kesalahan umum yang sering dilakukan bisnis / pemasaran. Sebuah pasar yang menguntungkan, adalah pasar yang penuh dengan orang-orang yang begitu putus asa untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan (menginginkan pelayanan kesehatan yang bagus). Hingga mereka akan berlari dan berebut untuk mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan.
Hal – hal yang perlu dikaji dalam perencanaan pada pasar :
a. Masih ada tidak bagian dari produk jasa kesehatan di rumah sakit yang belum terpenuhi secara maksimal ?
b. Berapa banyak dan besar yang harus rumah sakit lakukan agar bisa menang dalam jasa pelayanan ?
c. Seberapa berat kompetisi yang harus dihadapi oleh rumah sakit ?
d. Kelemahan apa yang dimiliki para pesaing, agar rumah sakit kita bisa memanfaatkan peluang ?
2. Langkah 2 : Pahami Konsumen.
Mengenali konsumen secara mendalam adalah langkah awal untuk menghasilkan produk yang kita jual. Sampai benar-benar tahu siapa target promosi kesehatan kita, apa yang masyarakat / konsumen inginkan, dan apa yang bisa memotivasi masyarakat untuk mau produk kita.
3. Langkah 3. Pilih Sebuah Niche.
Target rumah sakit adalah "masyarakat", akan tetapi perlu mencari sebuah niche yang kecil dan sempit sesuai sasaran pesan yang akan kita sampaikan, berusahalah untuk mendominasinya. Baru kemudian kita mempertimbangkan untuk mencari niche berikutnya. Pastikan juga untuk memilih niche yang membuat tertarik. Tidak ada yang lebih destruktif selain memilih niche yang tidak bisa membuat kita terus merasa tertarik.
4. Langkah 4. Tentukan Pesan-pesan Promosi Kesehatan.
Pesan-pesan marketing rumah sakit tidak cuma bertujuan untuk memberitahu target mengenai apa yang dilakukan, tapi juga berusaha untuk meyakinkannya agar menjadi konsumen rumah sakit. Ada dua macam pesan yang harus kau kembangkan.
Yaitu:
a. Pertama, pesan-pesan yang singkat dan langsung ke sasaran (to the point). Pesan-pesan ini untuk menjawab pertanyaan " apa yang kita lakukan?"
b. Yang kedua, yaitu pesan-pesan yang lengkap dan berisi semua materi promosi kesehatan.
5. Langkah 5. Tentukan Media Promosi Kesehatan.
Media yang akan menjadi kendaraan untuk mengantarkan pesan-pesan marketing promosi kesehatan. Sangat penting untuk mencari dan memilih jenis media yang memberikan hasil tertinggi tapi dengan biaya terendah. Triknya adalah menyesuaikan antara pesan-pesan marketing, target, dan media yang digunakan.
B. Idea
Ruang lingkup promosi kesehatan di rumah sakit :
1. Di dalam gedung:
a. Promosi kesehatan di ruang pendaftaran :
1) Sambutan berupa salam hangat untuk membuat pasien/klien merasa tenteram berada di RS.
2) Media: poster, neon box dengan foto dokter & perawat yang ramah disertai tulisan dan rekaman suara “SALAM”
b. Promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan :
1) Pemberdayaan melalui konseling: idealnya dilakukan semua petugas, tetapi jika tidak ada sediakan ruangan khusus konseling di setiap poliklinik. Bisa dilakukan secara individu atau kelompok, medianya misalnya: gambar-gambar, model anatomi, tayangan,
2) Bina suasana: dilakukan terhadap pengantar pasien atau pasien sendiri khususnya di ruang tunggu. Media: poster, liflet (boleh diambil), TV & VCD/DVD Player.
3) Advokasi: terutama untuk mendapatkan dukungan bagi pasien miskin kepada pengusaha sukses atau donatur lain,
c. Promosi kesehatan bagi pasien rawat inap :
1) Pemberdayaan dilakukan terhadap pasien penyakit kronis dan/atau pasien dalam masa penyembuhan (bukan kepada pasien akut). Cara: (1) bedside counseling, (2) biblioterapi, & (3) konseling kelompok,
2) Bina suasana: terutama ditujukan kepada para pengunjung pasien/pembesuk; melalui (1) pemanfaatan ruang tunggu, (2) pembekalan pembesuk secara berkelompok, dan (3) pendekatan keagamaan,
d. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medik; PKRS di pelayanan lab, Rontgen, obat/apotek, pemulasaran jenazah.
2. Di luar gedung: di tempat parkir, di taman RS, di dinding luar RS, di pagar pembatas kawasan RS, di kantin/kios di kawasan RS, di tempat ibadah.
Penempatannya, antara lain:
a. Di dinding luar RS: di waktu-waktu tertentu, misalnya hari kesehatan nasional, hari kesehatan sedunia, dll. Media: hanya 1-2 giant banner selama beberapa hari saja,
b. Di pagar pembatas kawasan RS: khususnya yang berbatasan dengan jalan, seiring dengan pemanfaatan dinding luar RS. Media: hanya beberapa spanduk biasa.
C. Communication dan Decision
1. Communication
Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi kesehatan dengan periklanan merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan produk jasa rumah sakit yang di pasarkan. Strategi yang sering dipergunakan dalam membidik konsumen adalah adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon konsumen/pemakai. Pemilihan kelompok konsumen yang spesifik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk pelayanan rumah sakit melalui media periklanan. Ciri atau karakter pada sekelompok konsumen rumah sakit merupakan data untuk memudahkan memasarkan produk promosi kesehatan rumah sakit.
Maksud rumah sakit terhadap tampilan produk jasa pelayanan yang dipublikasikan melalui periklanan, antara lain:
a. Memperkenalkan identitas produk promosi kesehatan rumah sakit yang diinformasikan dan menjelaskan perbedaan produk pelayanan rumah sakit dengan yang lain.
b. Mengkomunikasikan konsep produk promosi kesehatan rumah sakit, yaitu manfaat dan kelebihannya dari segi fungsional, psikologis, atau nilai pasar sasaran konsumen.
c. Mengarahkan pemakaian produk baik yang lama atau yang baru kepada sasaran / konsumen.
d. Memberitahukan tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang ditribusi yang lebih luas.
e. Meningkatkan penjualan / pelayanan jasa yang berarti pula tingkat kunjungan rumah sakit meningkat.
f. Membangun citra promosi kesehatan dan menjaga kemampuan posisi rumah sakit dalam pandangan konsumen.
g. Menghadapi dan mengatasi masalah saingan antar produk promosi kesehatan rumah sakit lainnya.
Informasi media promosi kesehatan yang lancar dan mudah dipahami oleh masyarakat (konsumen) akan memberikan tanggapan yang positif bagi konsumen. Informasi yang jelas secara visual maupun verbal dan tidak menyinggung perasaan konsumen akan menguntungkan dipihak rumah sakit. Harapan positif di hati masyarakat merupakan tujuan utama rumah sakit dalam menawarkan produknya pelayanan kesehatan, sehingga bisa diterima di pasaran. Berbagai cara rumah sakit dalam mempromosikan produknya melalui periklanan diharapkan mendapatkan citra positif konsumen.
2. Decision
Begitu banyak perhatian dapat ditujukan untuk tujuan-tujuan, isi, strategi, dan metode program promosi kesehatan sehingga 'proses' pelaksanaan sering kali diabaikan. Parkinson (1982) mengklasifikasikannya dengan tiga pendekatan;
a. The pilot approach. Ini adalah langkah pertama yang penting dalam melaksanakan program promosi kesehatan. Green (1986) menyebutnya sebagai site response, yaitu mendapatkan umpan balik dari para peserta yang terlibat dalam program, serta dari staf perencana, pada kualitas program dalam semua dimensi-dari bahan-bahan pendidikan (misalnya, pamflet atau menampilkan ) dari kelayakan staf yang dipilih untuk menyampaikan program. Umpan balik yang berharga dari fase pilot ini juga dikenal sebagai proses evaluasi, evaluasi dari suatu proses termasuk kedalam fase pelaksanaan.
b. The phased-in approach. Hal ini terjadi ketika program tersebut dilaksanakan di berbagai tempat, daerah atau wilayah. Sebuah program percontohan mungkin menghasilkan proses evaluasi yang positif, dan / atau evaluasi mungkin telah menghasilkan penyesuaian program. Keputusan ini kemudian dibuat untuk membuat atau memfasekan program tersebut menjadi berbagai pengaturan dari waktu ke waktu karena keterbatasan sumber daya, kebutuhan akan bahan-bahan yang lebih tepat, atau timelinenya.
c. Immediate implementation of the total program. Program yang telah efektif di masa lalu, atau program yang mempunyai pendekatan yang standar, sering diimplementasikan secara totalitas.
Secara keseluruhan suatu pendekatan pilot pada setiap program yang baru dikembangkan adalah suatu keharusan. Pendekatan ini berfungsi untuk melibatkan komunitas Anda dalam desain, proses evaluasi dan pelaksanaan, sehingga memastikan komitmen dari masyarakat itu sendiri.